Sekitar pukul 8 pagi saya sudah berada di Warkop Teras Adira Masamba, menikmati segelas kopi hitam yang merupakan kopi asli Rongkong Luwu Utara. Ku seruput kopi ku, sambil menunggu beberapa teman yang berasal dari Kota Makassar. Katanya sih mereka ingin mengunjungi air terjun yang ada di Luwu Utara.

Selang beberapa menit saat kopi hitam ku tinggal setengah, mereka telah muncul dengan pakaian ala pendaki gunung, lengkap dengan sepatu tactical, menenteng kamera DSLR dan satu kamera drone. Sepertinya mereka semangat sekali, tak sabar ingin mengabadikan air terjun yang telah aku ceritakan kemarin.

“Oke.. bagaimana siap berangkat? tanya ku kepada mereka. “Siap bro,” singkat Chali. Bum.. bumm… ku nyalakan sepeda motor trailku, begitupun juga mereka langsung bergegas menyalakan sepeda motor trail yang telah aku siapkan 2 unit untuk mereka.

Memang untuk sampai ke lokasi air terjun Pangorea Desa Sepakat Kecamatan Masamba, harus mengendarai sepeda motor dari jantung kota Masamba. Kita harus menempuh pejalanan sekitar 12 kilometer. Akses menuju ke lokasi tidak dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat, sebab jalannya masih merupakan jalan setapak yang hanya sering dilalui oleh masyarakat petani yang ada disekitar desa Sepakat.

Kami pun berangkat, saya berbocengan dengan Chali dan empat teman yang lain juga saling berboncengan. Suara motor trail menggema menyusuri pendakian menuju desa Sepakat. Medannya cukup berat juga, karena hanya sekitar 7 kilometer melintasi jalan beraspal kemudian jalan kerikil sekitar 5 kilometer. Setelah itu motor harus diparkir di ujung jalan setapak, karena tak ada lagi jalan motor menuju kesana.

Perjalanan selanjutnya harus ditempuh dengan jalan kaki menyusuri sungai dengan bebatuan yang cukup besar. Cukup melelahkan juga jalan kakinya, sebab perjalanannya harus beberapa kali menyeberang sungai. Namun, saat gemuruh air terjun telah terdengar, rasa capek sedikit mulai terobati. Air terjunnya belum terlihat, kami terus berjalan, melangkah dari batu besar ke batu besar yang lain.

Waowww… Huuuuuu.. aku berteriak, Akhirnya sampai juga. Percikan air terjun membasahi sekitar, termasuk dengan kedatangan kami, disambut dengan percikan dan gemuruh air terjun pangorea itu. Memang dahsyat air terjun ini, Hmm saya sendiri sebenarnya baru pertama kali berkunjung ke lokasi tempat eksotis ini. Yah walau saya penduduk asli Masamba.

“Sayang skali potensi alam yang seperti ini tidak dikelolah dengan baik,” ujar Jaya, salah seorang kawanku yang dari Makassar itu. Potensi Air Terjun yang merupakan kekayaan alam Luwu Utara ini bisa menjadi destinasi wisata jika dikelolah dengan baik. “Air terjun ini tidak kalah dengan air terjun lain yang ada di Sulawesi Selatan,” tambah Jaya.

Menurutnya jika pemerintah membenahi dengan serius lokasi air terjun Pangorea ini, akan menjadi tujuan wisata khususnya wisatawan lokal Luwu Raya. “Mungkin dimulai dengan memperbaiki akses jalan untuk sampai ke lokasi. Selanjutnya menyiapkan tempat parkir kendaraan. Yakin akan banyak wisatawan yang datang,” jelasnya.

Sementara menurut Kepala Bidang Pariwisata Luwu Utara, Hamdan Jaya, potensi pariwisata Air Terjun Pongrea ini bisa juga sekaligus menjadi tempat wisata buah, karena areal wilayah air terjun tersebut di kelilingi kebun rakyat dengan buah-buahan berupa durian, langsat dan rambutan. “Jadi Air terjun Pangorea ini bisa sekaligus menjadi tempat wisata tirta dan agro,” papar Andank sapaan akrab kepala bidang pariwisata ini.

Jepretan kamera handpone dan kamera DSLR milik kawanku itu terus mengabadikan air terjun yang eksotis ini. Kamera drone pun diterbangkan untuk mengabadikan melalui udara. Betul-betul indah, gumamku dalam hati. Rasa capek saat menempuh perjalanan telah hilang saat kami sibuk terus mengabadikan tempat ini.

Air terjun Pangorea memiliki ketinggian sekitar 40 meter lebih, arealnya masih sangat asri dengan pepohonan besar menjulang tinggi. Sehingga sekitarnya sangat sejuk, serasa tak ingin beranjak dari tempat itu. Bebatuan besar mengelilingi areal sungai, hampir keseluruhan tempat air terjun adalah bebatuan besar. Bagi wisatawan yang ingin mandi disungai tersebut harus agak jauh dari letak air terjun tersebut.

Tak terasa kami berada di air terjun tersebut sekitar 3 jam, masih ingin berada ditempa ini namun rintik hujan mulai turun. Kami harus segera bergegas dari tempat air terjun Pangoreea yang eksotis nan indah ini. Semoga suatu saat nanti biisa kembali lagi ketempat ini, mungkin dengan suasana yang berbeda. Semua sudah tertata dengan baik sehingga banyak wisatawan lokal yang berkunjung.

Demikian cerita ku tentang Air terjun Pangorea, semoga bisa menjadi referensi anda, utamanya para pecinta wisata alam. Wassalam.