*Permandian Alam Air Panas Pincara

Aspal yang masih basah usai diguyur hujan semalam, sejuknya udara pagi menemani kedatanganku disebuah kota kecil bernama Masamba yang merupakan ibukota Kabupaten Luwu Utara. Kedatanganku kali ini dalam rangka liburan perayaan lebaran idul adha, sekaligus berkesempatan untuk liburan dikampung halaman ayahku. Rasa capek masih ada setelah perjalanan selama 9 jam dari makassar menuju masamba menggunakan bus antar provinsi.

Usai shalat id keluarga berkumpul sambil menikmati sejumlah makanan, seperti umumnya bagi seluruh ummat islam saat pelaksanaan hari lebaran. Waktu beranjak hingga sore hari, saya pun mulai tak betah tinggal dirumah. Kebetulan saya numpang dirumah milik pamanku. Saya pun mengajak kakak sepupu sebut saja namanya Andank untuk rekreasi ketempat wisata yang ada disekitar kota masamba ini. Kebetulan sepupuku itu merupakan kepala Bidang pariwisata kabupaten luwu utara, mengajakku untuk menikmati permandian air panas pincara Masamba.

Kami pun bergegas mengendarai sepeda motor menuju kepermandian air panas itu, sebab menurutnya jika menggunakan mobil masih harus berjalan beberapa jauh untuk tiba ke lokasi tersebut. Permandian air panas pincara terletak antara perbatasan kecamatan Masamba dan kecamatan Mappedeceng. Tepatnya di desa Pincara Kecamatan Masamba, Sekitar 10 kilometer dari kota masamba. Untuk sampai ke lokasi kami memilih jalur Desa Sepakat kecamatan Mappedeceng, dan ternyata ada dua jembatan gantung yang harus dilalui menyeberangi sungai baliase.

Sesampai dipermandian air panas pincara saya pun langsung menikmati keindahan alam yang masih terbilang natural. Pepohonan besar disekitar aliran air panas menjadikan tempat tersebut terasa sejuk. Asap yang keluar bersamaan dengan air panas tersebut menjadi keindahan tersendiri serasa kabut yang menyelimuti areal lokasi permandian.

Menariknya karena tempat permandian air panas tersebut bersebelahan langsung dengan sungai Baliase, sehingga bagi wisatawan yang datang tinggal memilih apakah mau mandi air panas atau air dingin yang sejuk disungai tersebut. “Ada yang menyebut sungai itu disebut sebagai sungai jodoh, karena aliran air panas tersebut berjodoh dengan air sungai. Mitosnya jika ada yang datang kesini kemudian berniat meminta jodoh, Insha Allah akan dikabulkan,” kata andank.

Permandian air panas itu telah dilengkapi kolam untuk berendam, inilah yang kami sebut tempat mandi sauna. Selain itu juga dibuatkan model pancuran bagi yang ingin merasakan langsung jatuhnya air panas dari ketinggian. Airnya lumayan panas sehingga bagi para pengunjung yang ingin berendam ai panas terlebih dahulu menetralkan suhu badan disungai.

Para wisatawan yang datang masih terbilang sedikit, mungkin karena keberadaan objek wisata ini belum terpublikasi dengan baik. Bahkan yang banyak berkunjung merupakan wisatawan lokal. Seperti kebiasaan kebanyakan bagi wisatawan lokal yang sedang rekreasi, mereka datang bersama keluarga sambil berbekal makanan. Untuk wisatawan lokal asli masamba dan sekitarnya tidak jarang terlihat saat rekreasi mereka membuat “kapurung” makanan khas orang Luwu.

Saat kami duduk santai dan sesekali memotret keindahan alam tersebut menggunakan kamera handpone, tiba-tiba rombongan yang berada didekat kami itu menyapa kami. Iapun memperkenalkan diri bahwa ternyata mereka masih merupakan keluarga ayahku. Seketika itu juga ibu tersebut mengajak kami untuk ikut menikmati hidangan kapurung yang baru saja dibuat olehnya. “Sini nak kita makan sama-sama, kebetulan kita lagi bikin kapurung,” kata ibu tersebut seraya memanggil kami.

Kapurung merupakan makanan khas Tana Luwu yang terbuat dari sagu. Bentuk penyajian terpisah dengan lauknya, biasanya lauk yang disiapkan berupa ikan bakar atau ayam rebus, namun tidaklah lengkap sajian kapurung tersebut tanpa sayuran segar. Saat saya menikmati kapurung tersebut, ternyata betul-betul memerahkan bibir. “bukan kapurung masamba kalau tidak pedas,” ucap ibu yang katanya masih kerabat dengan ayahku.

Kita kembali ke Objek wisata permandian alam air panas pincara. Menurut sepupuku itu yang juga kepala bidang pariwisata, Hamdan jaya, bahwa potensi pariwisata ini merupakan aset daerah yang perlu dijaga kelestariannya, bahkan kedepannya pemerintah kabupaten Luwu Utara akan mengelolah objek wisata ini menjadi salah satu tempat wisata yang diminati. Sehingga dengan demikian akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang permandian berupa tempat toilet dan tempat ganti baju. Begitu pula dengan fasilitas bermain bagi anak-anak seperti waterboom.

Waktu telah menunjukkan pukul 16.00 sayapun belum juga merasakan air panas tersebut. Saya dan andank bergegas sambil membuka baju kemudian menetralkan sugu badan disungai lalu segera melompat kedalam kolam yang berisi air panas tersebut. “Wah betul-betul panas nan alami, saya jadi ingat kalau ini tidak ada bedanya dengan mandi sauna. Setelah menikmati kehangatan air kolam panas tersebut, saya beranjak ke air sungai disebelah yang hanya berjarak 5 meter, untuk mandi menggunakan sabun.

Waktu hampir senja kamipun bergegas pulang. Dengan berbekal foto-foto dipermandian air panas tersebut, “Saya sudah menyebutnya mandi sauna”, tempat itu takkan terlupakan. Bahkan saya sudah berencana untuk kembali lagi ketempat tersebut mengajak keluarga yang ada dikota bahwa dikampung saya Kota Masamba Kabupaten Luwu Utara ada sebuah tempat mandi sauna alami yang diberi nama “Permandian Air Panas Pincara.